Penilaian Keberlanjutan Sistem Usaha Kentang dengan Kriteria Multidimensi: Studi Kasus di Dataran Tinggi Dieng, Wonosobo

Authors

  • Rizka Amalia Nugrahapsari
  • Rima Setiani
  • Budi Marwoto
  • Jawal Anwarudinsyah
  • Sulusi Prabawati

Keywords:

keberlanjutan multidimensi, kentang, multidimension sustainability, potato, Rapfish, Wonosobo

Abstract

English
Potato farming systems face stiff changes in strategic environment that is adherence to the sustainable agriculture protocols. This study aims to introduce a practical methodology for assessing multidimension sustainability of potato farming system and its application in some villages in Dieng Plateau, Wonosobo. Primary data obtained by interviewing farmers, extension agents, Regional Agricultural Service officials, seed producers and related stakeholders in October–December 2018. The research used the Rapfish method with Multidimensional Scaling approach. Research showed that the most sensitive attributes of potato farming system sustainability were mulch, fertilizer and organic utilization, and rotation for ecological dimension; farm production inputs, capital and labor for economic dimension; training, community perception and knowledge on sustainable agriculture, extension institution existence and functions for social-cultural dimension; extension effectiveness, interinstitutional coordination, and farmers’ group effectiveness for law and institution dimension; and irrigation and application of harvest and post-harvest technology for technology dimension. Less sustainable potato farming systems were found in three villages and sufficient sustainable categories were found in 15 villages. Sustainable potato farming system program in Dieng Plateau should be focused on villages with less sustainable categories and on the sensitive attributes. Further research is needed to rigorously review the methodology both theoretically and empirically.

Indonesian
Usaha tani kentang menghadapi perubahan lingkungan strategis yang menuntut mematuhi protokol pertanian berkelanjutan. Penelitian bertujuan untuk memperkenalkan metode penilaian keberkelanjutan sistem usaha tani kentang multidimensi dan menerapkannya di beberapa desa di Dataran Tinggi Dieng, Wonosobo. Data yang digunakan ialah data primer hasil wawancara terhadap petani, penyuluh, staf Dinas Pertanian, penangkar benih dan stakeholder terkait pada Oktober–Desember 2018. Penelitian menggunakan metode Rapfish dengan pendekatan Multidimensional Scaling. Penelitian menunjukkan bahwa atribut yang paling sensitif memengaruhi keberlanjutan sistem usaha tani kentang adalah mulsa, penggunaan pupuk dan bahan organik, serta rotasi untuk dimensi ekologi; sarana produksi pertanian, kapital, dan tenaga kerja untuk dimensi ekonomi; pelatihan, persepsi dan pengetahuan masyarakat tentang pertanian berkelanjutan, keberadaan dan fungsi kelembagaan penyuluhan untuk dimensi sosial budaya, efektifitas lembaga penyuluhan, koordinasi antarlembaga dan efektifitas kelompok tani untuk dimensi hukum dan kelembagaan; serta irigasi dan penggunaan teknologi panen dan pascapanen untuk dimensi teknologi. Sistem usaha tani kentang kurang berkelanjutan ditemukan di tiga desa, sementara di 15 desa lainnya termasuk cukup berkelanjutan. Pengembangan sistem usaha kentang di Dataran Tinggi Dieng sebaiknya difokuskan di desa-desa dengan kategori kurang berkelanjutan dan diarahkan pada atribut-atribut yang sensitif. Penelitian lanjutan lebih mendalam diperlukan untuk menguji ulang metode yang digunakan baik secara teoritis maupun empiris.

Downloads

Download data is not yet available.

Author Biographies

Rizka Amalia Nugrahapsari

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
Jln. Tentara Pelajar No 3C, Bogor, Jawa Barat, Indonesia, 16111

Rima Setiani

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
Jln. Tentara Pelajar No 3C, Bogor, Jawa Barat, Indonesia, 16111

Budi Marwoto

Balai Penelitian Tanaman Hias
Jln. Raya Ciherang, Pacet Cianjur, Jawa Barat, Indonesia, 43253

Jawal Anwarudinsyah

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
Jln. Tentara Pelajar No 3C, Bogor, Jawa Barat, Indonesia, 16111

Sulusi Prabawati

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
Jln. Tentara Pelajar No 3C, Bogor, Jawa Barat, Indonesia, 16111

References

Ali S. 2015. Rapfish analysis to assess the status of the sustainability of capture fisheries systems in Bone Bay. Inter J of Sci Res.6(9):817-826.

Bachrein S. 2004. Pengkajian keragaan usahatani dan sistem distribusi bibit kentang di Jawa Barat. J Pengkaji Pengem Teknol Pertan. 7(2):125-138.

Bondansari, Sularso KE, Dewanto E. 2011. Studi tentang budidaya tanaman kentang Solzum Tuberosum L di dataran tinggi Dieng kajian dari aspek ekonomi dan lingkungan. J Pemb Ped. 11(1):17-28.

Cahyo W. 2008. Pendekatan simulasi monte carlo untuk pemilihan alternatif dengan decision tree pada nilai outcome yang probabilistik. Teknol Indus.13(2):11-17.

Fauzi A, Anna S. 2005. Pemodelan sumber daya perikanan dan lautan untuk analisis kebijakan. Jakarta (ID): Gramedia Pustaka Utama.

Fauzi A, Anna S. 2002. Evaluasi status keberlanjutan pembangunan perikanan: aplikasi pendekatan RAPFISH (Studi kasus perairan pesisir DKI Jakarta). J Pesisir Lautan. 4(3).

Hartono TT, Kodiran T, Iqbal MA, Koeshendrajana S. 2005. Pengembangan teknik rapid appraisal for fisheries (Rapfish) untuk penentuan indikator kinerja perikanan tangkap berkelanjutan di Indonesia. Bul Ekon Perikan.6(1):65-76.

Haryanto Y, Sumardjo, Amanah S, Tjitropranoto P. 2017. Efektivitas peran penyuluh swadaya dalam pemberdayaan petani di Provinsi Jawa Barat. J Pengkaji Pengem Teknol Pertan. 20(2):141-154.

Kavanagh P, Pitcher T. 2004. Implementing microsoft excel software for Rapfish: a technique for the rapid appraisal fisheries status. Fish Centre Res Report. 12(2): 2-75.

Kavanagh P. 2001. Rapid apraisal of fisheries (Rapfish) project. Rapfish softwere description (for microsoft excel). Vancouver (US): University of British Columbia.

[Kementan] Kementerian Pertanian. 2015. Rencana strategis Kementerian Pertanian tahun 2015- 2019. Jakarta (ID): Kementerian Pertanian.

Machado IC, Fagundes L, Henriques M. 2015. Multi-dimensial assesment of sustainability extrativism of mangrove yster Crassostrea spp in the Eetuary of Cananeia, Sao Paulo, Brazil. Braz J Biol.75(3):670-678.

Nurmalina R. 2008. Analisis indeks dan status keberlanjutan sistem ketersediaan beras di beberapa wilayah Indonesia. J Agro Ekon. 26(1):47-79.

Nurmalina R. 2017. Indikator operasional pembangunan pertanian berkelanjutan di negara berkembang. Dalam: Krisnamurthi B, Harianto, editors. Menuju Agribisnis yang Berdaya Saing. Bogor (ID): Departemen Agribisnis, Institut Pertanian Bogor.

Pertiwi I, Prajanti SDW, Juhadi. 2017. Strategi daptasi petani dalam pengolahan lahan kering di Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo, J of Edu Soc Stud. 6(2):87-91.

Pierce DA, Markandya, Barbier E. 1994. Blueprint for a green economy. United Kingdom (GB):Earthscan Publ Ltd.

Pitcher TJ, Preikshot D. 2001. Rapfish: a rapid appraisal technique to evaluate the sustainablity status of fisheries. Fisheries Res. 49(3): 255-270.

Pratiwi LF, Hardyastuti S. 2018. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan usahatani kentang pada lahan marginal di Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo. Berkala Ilmiah Agri Agridevina. 7(1):14-26.

[Pusdatin] Pusat Data dan Informasi. 2018. Statistik Pertanian 2018. Jakarta (ID): Kementerian Pertanian.

Rivai RS, Anugrah IS. 2011. Konsep dan implementasi pembangunan pertanian berkelanjutan di Indonesia. Forum Penelit Agro Ekon. 29(1):13-25.

Ruhimat I. 2015. Status keberlanjutan usahatani agroforestry pada lahan masyarakat: studi kasus di Kecamatan Rancah, Kabupaten Ciamis, Provinsi Jawa Barat. J Penelit Sos Ekon Kehut. 12(2):99-110.

Rusiah, Satya MN, Wahyudin A. 2005. Dampak aktivitas pertanian kentang terhadap kerusakan lingkungan obyek wisata dataran tinggi Dieng. Pelita.I(1):5-11.

Saptana, Ashari. 2007. Pembangunan pertanian berkelanjutan melalui kemitraan usaha. J Lit Pertan. 26(4):123-130.

Sumaryanto. 1999. Keswadayaan petani dalam pengelolaan sumberdaya air untuk irigasi. Forum Agro Ekon. 17(2):17-31.

Thamrin A, Nurhayu A, Ruchjaniningsih, Nappu M. 2014. Kajian pemanfaatan pupuk organik dan anorganik terhadap pertumbuhan dan hasil sayuran kentang. J Pengkaji Pengem Teknol Pertan. 17 (1):49-59.

Untung K. 2006. Penerapan pertanian berkelanjutan untuk meningkatkan ketahanan pangan [Internet]. [diunduh 2018 Jan 19]. tersedia dari: http://kasumbogo/staff/ugm.ac.id/index.php.

Utomo MDC, Suryanto A, Baskara M. 2017. Penggunaan berbagai jenis mulsa untuk meningkatkan produksi brokoli. J Prod Tan. 5(1):100-107.

Widriani R, Sabiham S, Sutjahjo SH, Las I. 2009. Analisis keberlanjutan usahatani di kawasan rawan erosi (Studi kasus di Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat dan Kecamatan Dongko, Kabupaten Trenggalek). J Tan Ikl. 29:65-80.

Zhen I, Rontray K. 2003. Operational indicators for measuring agricultural sustainability in developing countries. Environ Manag. 32(1):34-36.

Downloads

Published

01-02-2024

How to Cite

Rizka Amalia Nugrahapsari, Rima Setiani, Budi Marwoto, Jawal Anwarudinsyah, & Sulusi Prabawati. (2024). Penilaian Keberlanjutan Sistem Usaha Kentang dengan Kriteria Multidimensi: Studi Kasus di Dataran Tinggi Dieng, Wonosobo. Jurnal Agro Ekonomi, 38(1), 1–13. Retrieved from https://jae.perhepi.org/index.php/JAE/article/view/3